Amalan itu, Tahajjud

Mengetahui bahwa kita akan ketemu Allah, membutuhkan pengetahuan yang cukup untuk menghadirkan ketenangan dan kesenangan bertemu dengan-Nya. 



Bila pengetahuan kita minim, bisa jadi ga akan ada dorongan kita untuk bertemu dengan-Nya. Hasilnya, jadi lah kita mengabaikan pertemuan hebat ini.
Kita akan tidur larut malam. Tertawa terlalu tertawa. Senang terlalu senang. Hingga saat jelang tidur pun, hati lalai, bahwa akan ada Allah yang datang malam ini. Kita tidur begitu meyakinkan, sebagai orang yang tidur tanpa perlu Allah. Padahal, bisa tidurnya kita, adalah ni’mat bagi kita. 

Begitu banyak bertebaran ayat-ayat tentang pagi siang sore dan malam, yang dipergilirkan Allah buat kita. 
Allah Yang Menidurkan, kita lupakan. Allah Yang Membangunkan, juga kita lupakan.

Akan beda, jika kita akan diturunkan bantuan, misalnya, dari satu instansi pemerintahan atau swasta. Besok adalah hari penandatanganan. Hari pencairan. Cukup besar bagi kita. Misalnya. 250jt. 

Sebab barangkali kita adalah pengusaha pemula. Ini bantuan pertama. Sebagiannya yang lain ada di pencairan kedua, ketiga, keempat, dengan jumlah yang lebih besar. Maka bisa jadi, hari H itu, adalah hari yang teramat ditunggu. Dari hari ini, menjelang lusa, kita udah deg-degan. Udah ga sabar pengen ketemu besok. Besok kita sebut, sebagai hari perubahan.

Hal yang tidak kita temukan di hati kita saat sore menjelang malam. Juga saat malam menjelang tidur. Kita tidak tidur dengan kebahagiaan bahwa Allah yang kita temui 5x sepanjang hari ini, akan datang mendatangi dan menemui kita…

salam,

0 Response to "Amalan itu, Tahajjud"

Post a Comment